Keris pusaka Pandawa tidak hanya ada dalam cerita pewayangan. Tapi juga dalam kehidupan nyata. Keris yang dimaksud adalah Kiai Pulanggeni. Pusaka Arjuna, yang dipercaya yoninya sama dengan pemiliknya. Membuat gadis-gadis klepek-klepek, jatuh cinta.
Keris ini terus dibuat. Itu karena banyaknya yang percaya, bahwa keris ini membuat pemiliknya dikasihi dan dicintai. Ilmu pengasihan memang sudah melekat dalam keris ini. Itu karena keris ini dianggap sebagai keris yang melekat dalam diri Arjuna. Satria tampan Pandawa.
Pada masa kejayaan agama Buddha saja telah ditemukan tiruan keris ini. Itu di Zaman Purwacarita. Dan keris ini diciptakan oleh Empu Hyangramadi. Di Zaman Madya Kuno di Kerajaan Kahuripan, juga ditemukan keris ini. Ketika itu penguasanya Raja Dharmawangsa sampai pada Raja Airlangga, antara tahun 1130--1250 M. Kendati bentuknya tidak sama dengan Pulanggeni sebelumnya.
Keris Pulanggeni Kahuripan berluk tujuh. Empu terakhir masa transisi dari zaman kejayaan Buddha ke Madya Kuno itu adalah Empu Windudibyo. Dia mengabdi di Keraton Jenggala sekitar tahun 1130 M. Keris Pulanggeni saat itu adalah ciptaannya.
Keris pengasihan ini memang tidak melulu sebagai penebar bulu perindu. Pulanggeni pernah murka dan hilang dalam beberapa tahun. Diketemukan lagi oleh Raja Kala Angin di puncak Gunung Semeru, kemudian keris ini diserahkan kembali kepada pemiliknya yang sah, yaitu Raja Dharmawangsa.
Untuk membedakan keris asli atau tiruan cukup mudah. Keris yang asli lekuknya tidak rata. Pamornya merambut dan tidak bercahaya atau kusam. Sedang yang tiruan biasanya lebih bagus secara bentuk.
Besi yang digunakan untuk membuat keris Pulanggeni adalah besi Ternate. Tanda-tandanya berwarna hitam kasar seperti berlumut. Berasal dari biji besi yang bercampur dengan batu Acih.
Daya magis yang dipancarkan keris ini memang luar biasa, yaitu pengasihan. Siapa saja yang memiliki keris ini banyak dicintai wanita. Dia juga diyakini terjaga dari perbuatan jahat dan fitnah.joss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar