Selasa, 18 September 2012

Danskadron 7 bicara Manuver Pegasus dan Heli Tempur

Terbang akan menjadi nyaman kalau dilakukan dengan perasaan tenang. Ketenangan akan muncul secara otomatis jika terbang sesuai dengan prosedur dan perencanaan. Lebih baik menunda terbang jika belum melakukan perencanaan dan simulasi. Danskadron 7, letkol pnb sapuan mengatakan bahwa pegasus dibentuk untuk menyalurkan hasrat terbang para instruktur helikopter di Skadron 7.
Walaupun TNI AU belum memiliki helikopter serang seperti Apache, Cobra, Blackhawk dan lain, tetapi keinginan untuk menerbangkan heli tersebut terus meracuni darah para penerbang muda Skadron 7 Kandang Kuda.
Kalau boleh jujur, keandalan helikopter tempur semacam apache bisa bisa mengalahkan kemampuan jet tempur, dari sisi manuver, akurasi tembakan, jangkauan radar dan lain lain. Namun sampai saat ini helikopter TNI AU tidak ada yang dipersenjatai apalagi dengan rudal.Dan dari sisi tugas, heli TNI AU juga hanya dibebani untuk misi combat SAR. Sedangkan misi/ tugas tempur membantu pasukan kawan, belum dimunculkan.
Manuver "take off 180" degrees adalah cara take off yg tidak mungkin dilakukan oleh pesawat tempur manapun. Merubah arah take off secara cepat untuk mengelabuhi lawan sangat mengagetkan.
Manuver "cross over" adalah tindakan penghindaran dari tembakan darat setelah melakukan penembakan dari udara ke kedudukan musuh.
Manuver waterfall murni untuk kombinasikan gerakan pedal turn secara bersamaan. Pedal turn adalah tindakan dilakukan dalam kondisi darurat jika tiba tiba menemukan dinding penghalang di depan mata.
Spiral dive adalah mauver menukik tajam untuk menuju satu titik pendaratan di darat yang tidak bisa dihinndari.
Pegasus adalah kelompok instruktur yang ingin mengaplikasikan manuver manuver helikopter serang agar enak dilihat.

Tidak ada komentar: